Hidup adalah Perjuangan. Berjuanglah sesuai dengan kamampuan yang Tuhan berikan kepada Kita
yu

10.31.2008

ALAMKU PAPUA

Oleh Madai*



“Ketika Hutanku yang terakhir di tebang habis.......!!!”
“Ketika tanahku yang terakhir di jual habis.........!!!”
“Ketika sungai & danauku yang terakhir tercemar........!!!”
“Ketika Alamku yang terakhir rusak........!!!”
“Ketika mata airku yang terakhir kering… Kini………!!!! “
tinggallah air mata yang bercucuran di pipi………………!!!! dan generasi yang akan datang akan kemana……..????



Sumber Anonim_madai, oleh pekei titus


Coba kita kajikan, renungkan dan simak secara mendetail hal kecil atau beberapa tulisan kalimat pendek yang terlampir di atas ini, kita sebagai kaum kulit hitam dari ufuk timur Indonesia apa yang kalian rasakan dalam benah anda,??? Secara khusus untuk pribadiku, saya merasa sangat terpukul hati, dan memikul beban yang berat ( jangan kirain klu saya memikul batu gitu loh…), karena dari kalimat ke kalimat mengandung arti yang multidimensi mulai dari perkembangan orang papua yang selalu di bodohi dan tertindas sampai pada environmental problem’s yang mana seenaknya mengambil barang milik orang lain tanpa di ketahui masyarakat local atau masyarakat setempat yang sinergi dengan kaum kapitalis local ( putra daerah papua yang kaki tangannya kaum kulit putih hanya mencari kertas yang lambangnya RUPIAH ).


Secara orisinal papua sementara ( bukan lagi sementara tapi selamanya jika kaum intelek dari papua tidak mengintropeksi diri terhadap alamnya ) yang menjadi ibu dapur beberapa belahan Negara di dunia lagi pula Papualah yang menjamin ekonomi secara makro di wilayah Indonesia. Jika di kajikan berapa besar persent hasil bumi ( sumber daya alam) di jual ke luar negeri dan itupun hanya melengkapi pengaturan ekonomi dalam rumah tangga Indonesia, sehingga masyarakat yang punya hasil di transisikan seakan – akan hasil daerah di jadikan milik umum, boleh – boleh saja di katakan milik umum karena dalam system pemerintahan Indonesia selalu mengikat dengan berbagai macam Undang – Undang yang tiap tahun selalu di revisi.


Untuk melawan arus yang melanda secara global ini papua pada umumnya, dan pada khususnya generasi muda papua harus punya komitmen untuk mencapai solusinya, namun dalam menempuh jalan keluar isu tersebut kita harus persiapkan etika dan moralnya walaupun generasi muda papua punya solusi namun tidak di sertai dengan etika dan moral akan hasil akhirnya mengalir le aliran global yang menyesatkan.


Tiap malam selalu saja ku termenung dalam fikiran. Untuk memikirkan apa yang terjadi pada dua puluh tahun mendatang, apakah ekositem papua akan stabil seperti sekarang waulaupun di ambil oleh orang lain ??? apakah generasi yang akan datang menikmati adanya air, lingkungan yang sehat, udara yang segar dan ekosistem yang beraneka ragam ??? untuk memecahkan hal – hal tersebut kaum mudah harus punya komitmen untuk keluar dari segala penindasan. SALAM KOMPAK


1 komentar

Jemiro 26 November 2009 pukul 10.42

jujur, mendengar kata-kata yang diquote itu saya merasa sangat prihatin
sungguh besar serakah para manusia bodoh itu
saya sungguh tertarik dengan Papua, indahnya menyimpan sejuta misteri

Posting Komentar