Hidup adalah Perjuangan. Berjuanglah sesuai dengan kamampuan yang Tuhan berikan kepada Kita
yu

10.05.2011

Semutpun TUHAN Pelihara

Kehidupan manusia tak luput dari interaksi manusia yang harmonis. Dalam menjalankan proses kehidupan, banyak hal menjadi rintangan dan tantangan dalam menjalankan suatu aktivitas. Sekalipun badai menguncang namun Tuhan selalu menjaga kita dalam segala hal dan menjadi tuntunan arah dalam kehidupan umat manusia di muka bumi.


Sejak itu saya di bangku kuliah, tetapnya semester 4(empat) di Universitas PGRI Adhibuana Surabaya, saya harus pulang berlibur ke kampung halaman (Wakeitei) karena saat itu libur selama 2(dua) bulan. Ketika sampainya di wakeitei, saya sangat simpati (bukan Kartu Perdana) dan jatuh cinta dengan seorang gadis di pinggiran danau Tigi, Distrik Wakeitei ( Kini Ibu kota Kabupaten Deiyai-Papua). Dalam hubungan kami berdua berjalan dengan harmonis dan sangat mesra. Tanpa memperhatikan latar belakang sebagai mahasiswa ( belum punya bekal), saya optimis dan komitmen untuk bertatap muka dengan orang tua dari pihak perempuan.


Dengan segala keraguan, saya menemui orang tuanya. Hal pertama yang bapak (orang tua dari pihak perempuan) ungkapkan adalah bagaimana dengan Kuliahmu? karena kamu belum punya bekal untuk menjamin anak dan istri pada masa yang akan datang. Ketika bapak lontarkan kata tersebut saya pun tidak bicara banyak, hanya berdiam diri serta mendengarnya.


Melalui hubungan kita yang semakin harmonis, semakin meluas informasi tentang pacaran antara saya dengan pacarku ( Kini Sudah Istri). Begitu meluasnya informasi, tetangga di sekitar tempat tinggalku, datang ke rumah dengan tujuan ingin memberikan masukan berupa saran dan nasehat agar kembali melanjutkan kuliah, karena saya anak satu-satunya yang orang tua harapkan untuk harus sukses.


Segala saran dan kritikan dari saudara-saudariku, ku-terima dengan lapangdada, karena memang saya masih status kuliah. “ Kamu mau kasih jamin dengan apa? Kamu belum punya bekal” kata ini yang memancing emosional untuk tetap kawin, karena Tuhan itu selalu memperhatikan segala kebutuhan, sekalipun binatang kecil seperti semut.


Dalam hati kecil saya merasa, segala masukan dari orang tua sangat benar dan bermanfaat namun, yang tergores dalam benak fikiranku pertama, apabila saya kawin maka, Tuhan akan mengaruniai anak, Sementara populasi penduduk Ras Melanesia semakin punah, siapa lagi yang akan pertahankan ras Papua?


Dengan cinta yang tulus antara saya denga istri-ku, pada akhirnya tuhan mengaruniai seorang anak perempuan. Desi Madai itulah nama anak tersebut hingga bulan oktober 2011, usianya sudah berumur 9 ( sembilan) bulan. Kasih dari Surga selalu mengalir ke setiap orang dan Tuhan berikan berkat yang melimpah ke Umat Manusia, melalui perantara orang lain, seperti diriku yang selalu Dia memenuhi segala permintaan melalui Doa.(*Madaibo)