
Detak-detuk sepatu laras penjajah dan ting teng trali besi tidak lagi terdengar di sepanjang lorong ini. Samar-samar gemuruh motor jarang terdengar, dan ku tahu pertanda malam sudah larut. Hening malam menghampiriku. Didalam tembok berkubus 3x3 daku masih terbaring, menengadah ke atap jeruji membayangkan indah langit dan dalam khayal aku sedang menghitung bintang berkedip, menghitung mimpi-mimpi yang datang menghampiri dan pergi menjauhi. Tenang namun gelisah saat memandang ke samping tembok dan jeruji besi terbayang disana, dikaki gunung Apo...