Hidup adalah Perjuangan. Berjuanglah sesuai dengan kamampuan yang Tuhan berikan kepada Kita
yu

6.18.2010

Renungan di balik Kos – kosan

Ones Madai _Manusia Papua semakin membisu dengan berbagai masalah yang terjadi di alam cenderawasih, baik itu masalah hancurnya ekologi hingga pemusnahan ras Melanesia. Walaupun orang Papua mendengarnya namun iapun akan menutup telinga dan mata seakan – akan belum mengetahui, mendengar serta melihat masalah tersebut. Seharusnya ia harus memberikan reaksi untuk menanggapi hal – hal ini. Masalah tersebut sangat signifikan dan fundamental sehingga rapatkan barisan, teguhkan tali persaudaraan jaga kekompakan dan raihlah cita – citamu.

Awal dari semua perjuangan jika berasaskan egoisme, baik itu dalam organ – organ, kelompok hingga individu maka kekompakan dan kesabaran dalam meraih kunci keberhasilan, saling mengharapkan dan tidak berhasil. Untuk meraih kesuksesan tersebut membutuhkan waktu. Seiring dengan putarnya bumi, waktu pun semakin berlalu. Mencoba untuk membuka kedok – kedok yang terselimuti dengan berbagai penindasan di balik tanah yang kaya – raya itupun manusia pribumi semakin membisu.

Padahal sesunggunya fenomena berjalan tanpa hambatan untuk membunuh ekologi dan ras Melanesia. Di atas tanahmu ia ( NKRI ) mencari secuap nasi, beranak cucu, serta merebut semuanya, di atas tanahmu pula rakyat pribumi semakin terlantar, terpinggirkan, dan di jajah oleh manusia yang tidak bermoral, dan dehumanis.

Berangkat dari pemahaman ini maka pada intinya Pemerintah Indonesia memperkenalkan ideologi pembangunan dengan alasan untuk mensejahterakan dan membebaskan orang Papua dari kebodohan dan keterbelakangan. Sebaliknya orang Papua melihat pembangunan sebagai instrument ideologys dan kebijakan untuk menghilangkan orang Papua, menindas dan membungkam serta menghilangkan kebudayaan orang Papua.

Kini desiran angin berhembus dengan segar, memberikan udara yang nyaman. Lepaskanlah segala sesuatu yang menjadi ganjalan bagi hidup anda dan fokuslah kearah lawan, persiapkan kekuatanmu menuju pintu kemenangan. Koyao

6.12.2010

SISIR BAMBU, TIADA DUANYA

Awal adalah permulaan
Tiada kata akhir
Semua pekerjaan ada awal dan akhirnya
Sekalipun anda menyangkal dirimu
Walaupun jati dirimu di injak – injak.

Karena.....

Selamanya anda adalah Ras Melanesia
Hargailah harkat dan martabatmu
Hargailah sisir bambumu
Hargailah Tifamu
Hargailah Kotekamu
Sayangilah Alammu

Karena........

Jati dirimu semakin pudar
Kekompakanmu semakin luntur
Tanahmu di kuasai oleh orang lain

Kini......

Matahari semakin terbenam
Mengikuti putarnya bumi
Rebutlah tanahmu
Selamatkan rakyatmu
Bawahlah keluar ras melanesia
Karena tanah papua
Sedang menanti figur Intelek
( Buatlah konsolidasi, dan lawanlah Penjajah)_Ones Madai

ULAHNYA TRANSMIGRAN GELAP

Ones Madai_Program transmigrasi yang di canangkan oleh pemerintah pusat, melalui kementerian transmigrasi bekerja sama dengan pemerintah Propinsi papua merupakan program yang di muat dalam berbagai macam undang – undang serta surat keputusan yang berlevel caliber hingga level biasa, sesuai dengan kepentingan para elit lokal. Tiada henti – hentinya para transmigran menuju ke Papua, baik itu illegal dan legal.

Walaupun Pemerintah pusat mengeluarkan Undang – undang transmigrasi, namun di balik itu mudah ditelusurinya oleh masyarakat pribumi karena sifatnya legal, dan isu tersebut mudah tersebar di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat pribumi sangat mudah menyatakan pernyataan sikap entah itu menerima dan menolaknya para transmigran tersebut. Sangat di sayangkan jika para transmigran tersebut pengiriman gelap atau transmigran ilegal, baik itu sengaja di kirim oleh NKRI dengan maksud tertentu ataukah transmigran ke Papua dengan inisiatif sendiri hanya sekedar mencari secuap nasi, guna melengkapi dan memperbaiki taraf hidupnya.

Dengan berbagai macam komentar maupun alasan mereka. Ada yang mengatakan bahwa pergi jenguk istri, suami, famili dan berbagai macam alasan yang di biaskan ketika di tanya, namun di balik alasan tersebut menyimpan beribu – ribu ide atau gagasan. Ketika sampai di tanah Papua dan nikmati indahnya alam Papua beserta yang terkandung di perut bumi cenderawasih, sekalipun ia hanya menjenguk istri atau suami akan menetap untuk selamanya di bumi papua. Setelah orang tersebut menetap dan mendapatkan kekayaan dari apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Iapun akan memanggil satu per satu dari kampung asalnya baik itu kerabatnya maupun familinya apalagi anggota keluarganya.

Hingga kini realita yang terjadi di tanah papua sebagian besar adalah penduduk transmigran ilegal yang mendominasinya, sehingga pemerhati suku, bangsa Papua perlu untuk menyikapi hal ini. Dengan meninjau kembali Undang – Undang yang telah di keluarkan dari kementerian transmigrasi. Yang seharusnya penduduk baru perlu melaporkan ke distrik setempat atau RT terdekat, namun kenyataannya belum memberikan bukti yang jelas. Hadirnya transmigran gelap mengakibatkan penduduk asli terpinggirkan dan ekologi Papua semakin punah. Apabila ekologi papua tidak dirawat dan di perhatikan maka generasi bangsa Papua akan kemana?. Dalam konservasi ekologi papua perlu keterlibatan dari berbagai elemen yang benar – benar membenahi, masalah lingkungan hidup di daerah sekitarnya.

6.10.2010

OTONOMI KHUSUS MENUJU PEMEKARAN

Ones_Madai_Pemerintah pusat telah meluncurkan otonomi khusus ke propinsi Papua pada sepuluh tahun yang silam, dalam Otsus tersebut memuat tujuan yang sangat signifikan. Dalam tujaan tersebut lebih spesifiknya adalah mengatur system pemerintahan sendiri tanpa campur tangan dari Pemerintah Pusat, mensejaterahkan dan memperdayakan masyarakat local sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalam era –globalisasi ini.


Namun beberapa tahun setelah Undang – undang Otonomi khusus realisasikan bagi tanah Papua, hingga kini belum memberikan wajah Otsus yang signifikan dan Implementasinya belum optimal. Yang seharus kinerja dari Otsus benar – benar memperhatikan kelemahan dari suatu daerah berdasarkan kondisi wilayah tersebut. Berasaskan media – media yang yang beredar di kalangan masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta kaum intelektual dan lain – lain, baik itu media massa maupun media elektronik, alokasi dana Otonomi khusus sangat besar di bandingkan dengan otonomi daerah. Sehingga dalam penanggan dan alokasi dana otsus, pihak yang terlibat dalam hal ini harus memperhatikan hak – hak masyarakat.


Hadirnya Otonomi khusus bukan karena pemerintah melainkan karena adanya rakyat. Namun implementasinya belum jelas dan belum ada bukti atau belum ada fakta sehingga boleh dikatakan Otonomi khusus telah gagal di aplikasikan di tanah papua. Setelah melihat gagalnya implementasi Otsus di Papua, Pemerintah pusat menjalin hubungan kerja sama dengan Elit local. Dalam penjalinan hubungan kerja tersebut pemerintah pusat membuka program pemekaran daerah, baik itu pemekaran provinsi maupun kabupaten serta Pemekaran distrik.


Setelah pemerintah pusat memberikan pemekaran daerah ke Papua, namun yang terjadi sama halnya dengan Otonomi khusus hanya mempertebal dompet pribadi terhadap orang – orang elit local. Sedangkan masyarakat pribumi semakin ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era – modern ini. Program pemekaran tersebut belum juga memberikan kemakmuran bagi masyarakat. Sehingga ada beberapa definisi yang di berikan oleh elit politik hanya fiktif belaka.


Bentuk – bentuk opini yang di kembangkan oleh pemerintah pusat maupun elit local adalah Pemekaran mempersempit daerah jangkauan, dan juga pemekaran pintu kesuksesan bagi masyarakat. Padahal Realita yang terjadi di lapangan belum ada kenyataan. Pemekaran membuka lapangan kerja bagi orang – orang non-Papua, pada akhirnya masyarakat local akan terpinggirkan dan orang pribumi sangat susah menyesuaikan diri terhadap orang non-papua. Orang non – papua akan masuk ke bumi cenderawasih dengan berbagai macam ketrampilan sesuai dengan segala kesiapan sumber daya manusia( SDM ) yang mereka ( Non-papua) milikinya.


Dengan adanya pemekaran tersebut akan mempersulit ruang gerak masyarakat sehingga tidak di perbolehkan di mekarkan ke daerah yang lain dalam lingkup tanah papua, STOP PEMEKARAN. Pemerintahan yang ada saja belum memberikan dampak yang jelas, malah yang menonjol dampak negatifnya oleh sebab itu benahi dulu Pemerintah propinsi maupun kabupaten yang ada. Dewasakan masyarakat adatmu dengan berbagai pengembangan dan pemberdayaan, agar masyarakat setempat bisa bersaing dengan dunia modern.

Sumber foto:http://www.google.co.id/imglanding?q=otonomi%20khusus%20dan%20pemekaran&imgurl=http://www.wikimu.com/Common/NewsImage.ashx%3Fid%3D2261&imgrefurl=http://www.wikimu.com/News/Print.aspx%3Fid%3D2261&usg=__042Qp6dc6eA7Ks-e_j-s0STQvoU=&h=149&w=200&sz=10&hl=id&sig2=1ouhwd4-tPyYMq-pS3JT-g&itbs=1&tbnid=7k8ss6QBr3rIhM:&tbnh=77&tbnw=104&prev=/images%3Fq%3Dotonomi%2Bkhusus%2Bdan%2Bpemekaran%26hl%3Did%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1&ei=Tp4QTKbrBIS2rAeYm_y-BA&gbv=2&tbs=isch:1&start=0

6.02.2010

Terusik Dibalik Trali Besi Malam

Detak-detuk sepatu laras penjajah dan ting teng trali besi tidak lagi terdengar di sepanjang lorong ini. Samar-samar gemuruh motor jarang terdengar, dan ku tahu pertanda malam sudah larut. Hening malam menghampiriku. Didalam tembok berkubus 3x3 daku masih terbaring, menengadah ke atap jeruji membayangkan indah langit dan dalam khayal aku sedang menghitung bintang berkedip, menghitung mimpi-mimpi yang datang menghampiri dan pergi menjauhi. Tenang namun gelisah saat memandang ke samping tembok dan jeruji besi terbayang disana, dikaki gunung Apo dan cyclop tersusun bangunan nan mewah dihiasi gemerlap lampu malam. Para penjarah dan penyedot rakyat menghitung hasil dagangan sehari, bergurau ria diatas tetesan peluh keringat mama-mama Papua yang menjual sayur sehari tadi. Di sudut jalan para vampir penjajah menunggu mangsa rakyat. Di timur terpampang samudera pasifik, dan pelabuhan itu setiap saat menjadi pintu bagi kapal putih, silih berganti memuntahkan ribuan para penyedot dan penjajah. Ku pejamkan mata dan ku pendam semua, mengitari sang waktu dalam angan dan khayalan bisu, sebab langit jeruji dan tembok penjajah masihlah nyata.

Sumber :http://www.qmerdeka.blogspot.com

4.30.2010

MUALL......"""

Semua telah terjadi….
Sudah banyak darah yang tumpah…..
Sudah banyak air mata yang menitik.....
Alam sudah terlalu muak......
Dengan semua tingkah Kamu.......
Pulanglah......Kerumahmu
Bersahabatlah dengan alamMu
Karena…..
Manusia PAPUA ingin Nikmati hidup sendiri.....
Karena…
Tuhan titipkan bumi PAPUA........
Untuk kita perlakukan dengan bijak.....
Bersama alam kami...
hidup dalam damai dan aman......



4.20.2010

Transmigrasi ke Papua, Penduduk Asli Semakin Punah

Ones Madai.......*Pemerintah pusat mulai beraksi dan menjalin hubungan kerja secara erat dengan pemerintah propinsi Papua, telah membuka kembali program transmigrasi ke daerah pegunungan tengah, sasarannya 15 kabupaten pemekaran di wilayah pegunungan.tengah, dalam konteks ini Apa tujuan dari transmigrasi ke Papua ? Apakah di papua Kehidupan orang etnis akan aman ? Apakah Melalui transmigrasi ini tidak terjadi lagi pembunuhan ? Siapa yang memotori konsep transmigrasi sampai menghadirkan di papua ? Program transmingrasi di Papua saat ini akan dilaksanakan kembali, diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) berdasarkan amanat UU No 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Bagi Provinsi Papua. Sebenarnya, program Transmigarasi sudah dihentikan pada masa reformasi, usulan pemerintah daerah sesuai UU Otsus. Perdasi program transmigrasi diatur dalam UU Otsus pasal 61 ayat 3, yang berbunyi 'Program transmigrasi harus dilakukan maksimal berdasarkan persetujuan Gubernur selaku kepala daerah yang menjalankan amanat UU Otsus Papua'.

Program transmigrasi yang dilakukan atas keinginan pemerintah propinsi pada tahun 2010 ini, itu diputuskan sejak tahun 2000 yang lalu karena dinilai terlalu sentralistik sehingga pada era Otsus Papua, semua program dikembalikan sesuai dengan kebutuhan Pihak tertentu. Dengan selama OSUS Pemerintah Propinsi, hasil kenyataan masih sebagai barometer dalam melaksanakan berbagai program pembangunan Daerah,Pemerintah Propinsi papua, yang rencananya akan disebarkan ke 15 kabupaten yang baru benar-benar membutukan dukungan semua pihak, Apakah wadah baru ini, bisa menjawab kesejatraan masyarakat?, namun apakah masyarakat setempat siap menerima dan menyesuaikan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk transmigrasi?

Dalam coretan ini marilah kita membuka kembali dampak – dampak yang terjadi setelah transmigrasi di luncurkan dari Jakarta ( Ibu kota NKRI ), karena sekian banyak orang papua meninggal akibatnya datang dari program transmigrasi tersebut, sehingga apapun program yang di canangkan dari pemerintah pusat maupun pemerintah Propinsi Papua ( Kaki tangannya NKRI ) harus segera disikapi secara serius seluruh elemen masyarakat adat, intelektual, dan tokoh – tokoh yang ada di tanah Papua.

Jika kita menerima transmigrasi maka dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal. dan orang - orang trans tersebut yang akan berperan dalam memusnahkan masyarakat adat, misalnya dulu pemerintah membuka program tersebut akhirnya memakan korban jiwa ( Orang Papua ), Penembakan terjadi dimana – mana seakan mereka ( TNI ) memburuh Binatang di hutan, dan sekarang bagaimana kita mencari solusi untuk menolak Transmigrasi tersebut karena Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar usai rapat koordinasi bidang transmigrasi di kantornya Kalibata Jakarta, mengatakan bawah “ Kita terus melakukan koordinasi dengan gubernur dan memberikan penyadaran kepada warga kita untuk menggali kekayaaan papua yang dahsyat itu," jadi intinya NKRI hanya menguras sumber daya Alam ( SDA ) Papua, bukan Menggali Sumber daya Manusi ( SDM ). Sekian....???


4.19.2010

MASA PENANTIAN DIALOG JAKARTA _ PAPUA

Ones Madai*……Setelah mengikuti dan menyimak perkembangan wacana di kalangan tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kaum intelektual serta pejuang ( aktivis ) yang tidak di sebutkan namanya, tentang perubahan politik perjuangan masalah Papua hingga kini merejalelah di Ras Melanesia tentang DIALOG JAKARTA – PAPUA. Sehingga wacana tersebut menjadi pro dan kontrak antara beberapa organ dalam Komite Perjuangan Pembebasan Papua Barat.

Wacana yang berkembang di masyarakat sangat signifikan sehingga para pemuka – pemuka, serta elemen yang terlibat langsung dalam konsep tersebut agar supaya perlu koordinasi dan menjelaskan secara detail ke organ – organ yang belum memahami dampak - dampak wacana ( Dialog Jakarta – Papua) yang akan terjadi pada massa yang akan datang sambil memperhatikan dan memproteksi kondisi Papua Barat pada massa silam dan masa sekarang. Namun di balik itu timbul pertanyaan yang sangat akurat. Wacana tersebut berasal dari mana? Ketika Implementasi hal ini, Siapa – siapa yang terlibat langsung dalam dialog itu ? Apakah para aktivis saja yang terlibat dalam dialog ini ? atau ka, Ada koalisi Organ – organ perjuangan Papua Merdeka ?

Jika dalam dialog tersebut hanya satu pranata yang terlibat maka akan ada bedah persepsi sehingga sebelumnya harus ada komunikasi yang jelas, walaupun wacana tersebut telah berkembang cukup lama dan telah terpublikasi lewat media, baik itu media masa, media elektronik dan lain – lain.

Dalam dialog tersebut NKRI menjawab gagasan atau ide yang kita kemukakan ataukah NKRI monolog dari jakarta, yang tidak pernah di komunikasikan ke Papua Barat sehingga Negara Indonesia mengambil keputusan dengan mengeluarkan berbagai macam peraturan seperti, Peraturan pemerintah ini dan itu, Inpres ini dan itu dikeluarkan, Undang-Undang ini dan itu dikeluarkan intinya hanya satu yakni untuk diberlakukan di Papua Barat padahal di Papua sudah ada UU 21/2001 tentang OTSUS yang telah di luncurkan dari jakarta, sekalipun umurnya sembilan tahun namun Implementasinya tidak berjalan dengan efektif . Dialog jakarta - Papua merupakan agenda nasional Dengan demikian ke depan Papua bisa lebih baik dalam arti Berdiri Sendiri ( Negara Merdeka ). Dengan dialog ini diharapkan akan tumbuh persepsi dan pemahaman yang sama dalam membangun bangsa Papua.

Dan kini Hari semakin gelap, manusia semakin hilang dari Bumi Cendarawasih, martabat dan Harga diri Bangsa Papua semakin di tindas kembalilah kepankuan tanah papua dan persatukan tali perjuangan, eratkan tali persaudaraan tidak di pandang dari ras, suku dan bangsa tapi kita adalah Ras Melanesia untuk meraih dan memperebut apa yang menjadi hak kita ( Bangsa Papua Barat ) dan kembalikan apa yang menjadi hak mereka ( NKRI ) sehingga dengan semangat dan kekompakkan dari semua elemen masyarakat untuk mendukung Dialog tersebut.

Sebagai bahan renungan sejarah mencatat bahwa” ARI MUSTOPO ” seorang perancang PEPERA ia mengatakan bahwa : ” jika PAPUA mau merdeka maka pergi dan mengemislah ke Amerika atau pergi ke bulan dan buat salah satu pulau di sana ( Bulan ) agar kamu ( orang papua) bisa merdeka karena kami ( NKRI ) tidak mencintai orang papua tapi mencintai tanahnya ( Tanah Papua beserta Sumber daya Alamnya)”. Sekian Opini Saya