Hidup adalah Perjuangan. Berjuanglah sesuai dengan kamampuan yang Tuhan berikan kepada Kita
yu

4.30.2010

MUALL......"""

Semua telah terjadi….
Sudah banyak darah yang tumpah…..
Sudah banyak air mata yang menitik.....
Alam sudah terlalu muak......
Dengan semua tingkah Kamu.......
Pulanglah......Kerumahmu
Bersahabatlah dengan alamMu
Karena…..
Manusia PAPUA ingin Nikmati hidup sendiri.....
Karena…
Tuhan titipkan bumi PAPUA........
Untuk kita perlakukan dengan bijak.....
Bersama alam kami...
hidup dalam damai dan aman......



4.20.2010

Transmigrasi ke Papua, Penduduk Asli Semakin Punah

Ones Madai.......*Pemerintah pusat mulai beraksi dan menjalin hubungan kerja secara erat dengan pemerintah propinsi Papua, telah membuka kembali program transmigrasi ke daerah pegunungan tengah, sasarannya 15 kabupaten pemekaran di wilayah pegunungan.tengah, dalam konteks ini Apa tujuan dari transmigrasi ke Papua ? Apakah di papua Kehidupan orang etnis akan aman ? Apakah Melalui transmigrasi ini tidak terjadi lagi pembunuhan ? Siapa yang memotori konsep transmigrasi sampai menghadirkan di papua ? Program transmingrasi di Papua saat ini akan dilaksanakan kembali, diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) berdasarkan amanat UU No 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Bagi Provinsi Papua. Sebenarnya, program Transmigarasi sudah dihentikan pada masa reformasi, usulan pemerintah daerah sesuai UU Otsus. Perdasi program transmigrasi diatur dalam UU Otsus pasal 61 ayat 3, yang berbunyi 'Program transmigrasi harus dilakukan maksimal berdasarkan persetujuan Gubernur selaku kepala daerah yang menjalankan amanat UU Otsus Papua'.

Program transmigrasi yang dilakukan atas keinginan pemerintah propinsi pada tahun 2010 ini, itu diputuskan sejak tahun 2000 yang lalu karena dinilai terlalu sentralistik sehingga pada era Otsus Papua, semua program dikembalikan sesuai dengan kebutuhan Pihak tertentu. Dengan selama OSUS Pemerintah Propinsi, hasil kenyataan masih sebagai barometer dalam melaksanakan berbagai program pembangunan Daerah,Pemerintah Propinsi papua, yang rencananya akan disebarkan ke 15 kabupaten yang baru benar-benar membutukan dukungan semua pihak, Apakah wadah baru ini, bisa menjawab kesejatraan masyarakat?, namun apakah masyarakat setempat siap menerima dan menyesuaikan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk transmigrasi?

Dalam coretan ini marilah kita membuka kembali dampak – dampak yang terjadi setelah transmigrasi di luncurkan dari Jakarta ( Ibu kota NKRI ), karena sekian banyak orang papua meninggal akibatnya datang dari program transmigrasi tersebut, sehingga apapun program yang di canangkan dari pemerintah pusat maupun pemerintah Propinsi Papua ( Kaki tangannya NKRI ) harus segera disikapi secara serius seluruh elemen masyarakat adat, intelektual, dan tokoh – tokoh yang ada di tanah Papua.

Jika kita menerima transmigrasi maka dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal. dan orang - orang trans tersebut yang akan berperan dalam memusnahkan masyarakat adat, misalnya dulu pemerintah membuka program tersebut akhirnya memakan korban jiwa ( Orang Papua ), Penembakan terjadi dimana – mana seakan mereka ( TNI ) memburuh Binatang di hutan, dan sekarang bagaimana kita mencari solusi untuk menolak Transmigrasi tersebut karena Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar usai rapat koordinasi bidang transmigrasi di kantornya Kalibata Jakarta, mengatakan bawah “ Kita terus melakukan koordinasi dengan gubernur dan memberikan penyadaran kepada warga kita untuk menggali kekayaaan papua yang dahsyat itu," jadi intinya NKRI hanya menguras sumber daya Alam ( SDA ) Papua, bukan Menggali Sumber daya Manusi ( SDM ). Sekian....???


4.19.2010

MASA PENANTIAN DIALOG JAKARTA _ PAPUA

Ones Madai*……Setelah mengikuti dan menyimak perkembangan wacana di kalangan tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kaum intelektual serta pejuang ( aktivis ) yang tidak di sebutkan namanya, tentang perubahan politik perjuangan masalah Papua hingga kini merejalelah di Ras Melanesia tentang DIALOG JAKARTA – PAPUA. Sehingga wacana tersebut menjadi pro dan kontrak antara beberapa organ dalam Komite Perjuangan Pembebasan Papua Barat.

Wacana yang berkembang di masyarakat sangat signifikan sehingga para pemuka – pemuka, serta elemen yang terlibat langsung dalam konsep tersebut agar supaya perlu koordinasi dan menjelaskan secara detail ke organ – organ yang belum memahami dampak - dampak wacana ( Dialog Jakarta – Papua) yang akan terjadi pada massa yang akan datang sambil memperhatikan dan memproteksi kondisi Papua Barat pada massa silam dan masa sekarang. Namun di balik itu timbul pertanyaan yang sangat akurat. Wacana tersebut berasal dari mana? Ketika Implementasi hal ini, Siapa – siapa yang terlibat langsung dalam dialog itu ? Apakah para aktivis saja yang terlibat dalam dialog ini ? atau ka, Ada koalisi Organ – organ perjuangan Papua Merdeka ?

Jika dalam dialog tersebut hanya satu pranata yang terlibat maka akan ada bedah persepsi sehingga sebelumnya harus ada komunikasi yang jelas, walaupun wacana tersebut telah berkembang cukup lama dan telah terpublikasi lewat media, baik itu media masa, media elektronik dan lain – lain.

Dalam dialog tersebut NKRI menjawab gagasan atau ide yang kita kemukakan ataukah NKRI monolog dari jakarta, yang tidak pernah di komunikasikan ke Papua Barat sehingga Negara Indonesia mengambil keputusan dengan mengeluarkan berbagai macam peraturan seperti, Peraturan pemerintah ini dan itu, Inpres ini dan itu dikeluarkan, Undang-Undang ini dan itu dikeluarkan intinya hanya satu yakni untuk diberlakukan di Papua Barat padahal di Papua sudah ada UU 21/2001 tentang OTSUS yang telah di luncurkan dari jakarta, sekalipun umurnya sembilan tahun namun Implementasinya tidak berjalan dengan efektif . Dialog jakarta - Papua merupakan agenda nasional Dengan demikian ke depan Papua bisa lebih baik dalam arti Berdiri Sendiri ( Negara Merdeka ). Dengan dialog ini diharapkan akan tumbuh persepsi dan pemahaman yang sama dalam membangun bangsa Papua.

Dan kini Hari semakin gelap, manusia semakin hilang dari Bumi Cendarawasih, martabat dan Harga diri Bangsa Papua semakin di tindas kembalilah kepankuan tanah papua dan persatukan tali perjuangan, eratkan tali persaudaraan tidak di pandang dari ras, suku dan bangsa tapi kita adalah Ras Melanesia untuk meraih dan memperebut apa yang menjadi hak kita ( Bangsa Papua Barat ) dan kembalikan apa yang menjadi hak mereka ( NKRI ) sehingga dengan semangat dan kekompakkan dari semua elemen masyarakat untuk mendukung Dialog tersebut.

Sebagai bahan renungan sejarah mencatat bahwa” ARI MUSTOPO ” seorang perancang PEPERA ia mengatakan bahwa : ” jika PAPUA mau merdeka maka pergi dan mengemislah ke Amerika atau pergi ke bulan dan buat salah satu pulau di sana ( Bulan ) agar kamu ( orang papua) bisa merdeka karena kami ( NKRI ) tidak mencintai orang papua tapi mencintai tanahnya ( Tanah Papua beserta Sumber daya Alamnya)”. Sekian Opini Saya