Hidup adalah Perjuangan. Berjuanglah sesuai dengan kamampuan yang Tuhan berikan kepada Kita
yu

11.12.2009

DIALOG JALAN UNTUK MERDEKA

Oleh : Natan Tebai

Ternyata manusia selalu menjujung tinggi nilai-nilai damai untuk memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran dalam hidup. Ketika kesejateraan dan kemakmuran serta rasa damai dalam hidup itu sengaja di hilangkan maka harus lawan. Sangat bangga hati ketika melihat rakyat Papua yang sudah dan sedang berjuang kurang-lebih 40 tahun untuk memperoleh kemerdekaan atas bangsa Melanesia, dearah, dan kekayaan dikelolah berdasarakan niat sendiri. Ketika sekarang malah terjadi di Papua sangat banyak tantangana dalam arena pemerintahan yang membabi-buta terjadi Pemekaran. segala lini dalam rana Pemerintahan di kuasai oleh bangsa MelaYU “ Orang Indonesia ” hanya bermotiv mengais kekayaan tanpa memiliki niat untuk membangun dan megembangkan sumber daya manusia.

Tawaran Otonomi Untuk Kesejateraan

Sejak tahun 2000 zilam dalam kongres di GOR Jayapura telah disepakati beberapa agenda pokok tangtang nasib bangsa papua, teringat hanyalah 1. orang papua bukanlah bangsa melayu namun orang papua adalah bangsa Melanesia perbedana ras tidak dapat disatukan, kemerdeakaan dan kebebasaan untuk bangsa papua harus ada bukti yang kogrit. Urai tersebut di lanjutkan ke Presiden Republic Indonesia B.J.Habibie untuk segera memberikan kemerdeakan yang sepenuhnya pada bangsa Melanesai di Papua Barat. Tepat, 26 Februari 2000 asprasi Bangsa Papua di kemas rapi dan dibawa dalam suatu pertemaun resmi dengan Presiden RePublik Indonesai Serikat. Pada pokok pembahasan rakyat Papua datang mohon pamit dengan Negara Repubulik namun berhasil di lencengkan oleh Presiden B. J. Habibie, katanya “ Bangsa Papua Pulang dan Renungkan “. Ternyaata ungkapan tersebut mengandung makna simbolis yang amat mendalam membuat Rakyat Papua semakin di gilakan oleh Tsunami politik yang membabi buta dimana Team 100 di hadiakan Special Autonomy.

Dalam Era Otonomi Khusus ternyataa sangat jelas bahwa dimana setiap daerah di Papua ada pembunuhan, penculikan, penangakapan dan membludakanya penduduk transmigrasai menuju Papua, penguasaan lahan penduduk pribumi, rasa termarginalisasi diatas tanah, terjadi bencana kelaparan maha dasyat, wabah penyakit kolera, yang paling menyayat hati adalah terjadinya pemekaran di berbagai benua Papua. Papua berhadiahkan pecahkan konsentarasinya dimana adanya provinsi papua barat dan tidak terhitung kabupatena pemekarannya maha lebih tanpa memperhitungkan sumber daya manusianya unutk terusberkarya aatas ladangnya. Bnayk dirikan faksi unutk memecah bela persatuan dan kesatuan dalam memperjaungakan kemerdekaan di papua. Adanya politik adu domba antar rakyat papua.

Hasil Refleksi Adalah Dialog

Merefleksikan semua itu maka tidak adanya kaum rohaniawan banyak bergumul unutk berdoa, kadang menyuarakan aspira rakyat terutama Bapak Zokrates Yoman gagasannya bagikan air yang mengalir sempat meresakan Republik ditambah lagi buku Sendius Wonda tetang Tengelamnya Rumpun Melanesia memalukan sekali bahwa buku itu tidak di perkenan untuk jual beli dan dikonsumsikan oleh kaum awam padahal amat membantu memberiakn solusi “ Takut ” Lebih, mengencarkan buku “ Dialog Jakarka-Papua” yang di tulis langsung oleh Pastor DR. Neles Kebadaby Tebai secara panjang lebar menulis fenomena Marginalisasi, pelanggaran HAM, Bobroknya pendidikan, dan Pelayanan kesehatan amat mematikan kareakter. Seruanya dalam buku Dialog Jakarta-Papua “ Negara Rebublik Serikat agar segera adakan Dialog Nasional dimediasi negara ketiga “. Usulan Pastor Neles Tebai sangat kadang ada benarnya juga ada tidak benarnya karena setiap orang menanggapi dengan berbagai versi dan perssepsi yang berbeda. Inti dari buku “Dialog Jakarta-Papua “ adalah Pemerintah Rebulik Serikat dan Rakyat Papua harus duduk bersatu adakan Dialog bicara masalah Papua dan Pemerintah Jakarta mengenai masalah-masalah yang terjadi di Papua. Hal ini “ Dialog “ akan terjadi dengan mediasi pihak ke-tiga, Siapa ???? dalam statemen yang dikeluarkan oleh kogres Amerika sub komite Asia dan Pasifik Enni Faleomavega dan Sub Komisi Afrika Donald M. Payme. Dalam letter’S yang dikirimkan pada 7 Nopember 2009 untuk Presiden Rebublik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono agar segera selenggara Dialog antar Pemerintah Indoensia Serikat dan Rakyat Papua yang dimediasi oleh pihak ketiga, menurut saya bisa jadi Negara-negara Adi Kuasa “ Amerika, Inggris, ataukah Siapa ???? “ Negara yang akan menjadi Mediator merupakan Negara yang memiliki jiwa Independenitas tidak memihak pada Negara Indonesia ataupun Negara Papua semua itu untuk dapatkan solusi sehingga tidak adanya pertenggaraan hanya karena perbedaan ideology “ kemerdekaan ”

Siapa Peserta Dialog

Dalam waktu dekat tidak salah tahun ini juga akan berakhir dan berakhirnya tahuan dekolonialisasi apakah benar akan terjadi dialog itu ? tapi kapan mungkin juga tahun depan. Pantas kita pikirkan sekarang bahwa Pemerintahan Indoensia Serikat telah membuat kuda-kuda untuk memecah-belakan persatuan dan kesatuan dimana membludaknya militeris di seluruh pelosok Papua akan membawa dampak positif bagi negara agar membunuh dan adakan intimidasi bagi rakyat Papua yang akan jadi peserta Dialog itu.

Peserta atau anggota dialog itu bisa anggota dari DAP, PDP, OPM, dan kaum Pribumi. Harus hati-hati dalam memilih anggota dialog tersebut mesti segera disiapkan karean itu akan terjadi secara tiba-tiba kadang di luar batas kesadaran manusia. Anggota Dialog dalam arena Negara Indonesia Serikat juga sudah siapkan dan mencari orang yang akan dikutkan dalam Kongress Dialog tersebut. Orang Papua yang berjiwa Indonesia tidak pernah menghargai dan merasakan penderitaan rakyat pun sedang siapkan diri. Paling ditakutkan dan bahaya anggota atau peserta Dialog itu adalah orang Papua yang berjiwa Indonesia jika demikian apakah kemerdekaan yang dimpikan oleh bangsa Melanesia “Orang Papua “ akan terjadi ataukah orang Papua nekat hidup dalam arena pergulatan dan kepunahan sehingga kelak tinggal cerita ?

Agenda Dialog

Dalam agenda Dialog tidak akan dibicara tetang kemerdekaan akan Bangsa Papua Barat karena bicara merdekaan pemernitah Indoensia Serikat akan rasa ngeri dan rasa aneh alasan mendasar adalah kesiapan akan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua belum siap maka harus disipakan dulu. SDM yang ada sekrang banyak didikan Indonesia yang mentalnya Korupsi, Kolusi dan Nepotismr (KKN) punya nilai-Egosime yang sangat tinggi maka harus ada kesejateraan dan kemakmuran terlebih dahulu.

Agenda yang akan masuk dalam Dialog adalah aksi-akasi militer yang melanggar Hak Asasi Manusia ( HAM ) , Aspek Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Infrastruktur tidak penting dibiarakan karena itu akan lakukan ketika rakyat Papua memperoleh kemerdekaan. Pembangunan yang diperagakan oleh Negara Indonesia serikat sekarang penuh dengan kepalsuan makanya bangunana itu selalu terkesan buang waktu, tenaga karena pembanguan bermotiv uang bukan bermotiv kwalitas. Mungkin juga ini masuk dalam istilah “ Evaluasi Otonomi Khusus “ karena essensi dari Otonomi Khusus ( OTSUS ) adalah empat aspek pokok tersebut.

Hasil Papua Ibarat Federal Ataukah Otorita

Sangat dikwatirkan Karena berbagai jurus yang diperagakan oleh Indoensia Serikat saat ini dikalagan Rakyat Papua adalah hasil pergumulan dari itu asalanya dari tokoh-tokoh Papua yang bermata uang seperti dikategorika dalam LSM, Peneliti-peneliti, Tokoh AGAMA, Tokoh Adat, tokoh masyarkat dan pemerintah. Banyak sekali issue yang disebar lusakan istilah Papua akan jadi otorita yang memiliki pemerintahan sendiri namun dibawa naungan pemerintah Indonesia Serikat ataukah Federal. Dalam pertemuan LSM, Pejabat Papua dan Tokoh OPM dengan Presiden itu selalu usulkan dua istilah itu. Kedua istilah tatap berjalan dengan istilah Otonomi Khusus dan didanai dari sumber Otonomi itu.

Benar, Rakyat Papua mau merdeka sepenuhnya ? mungkin harus sabar melalu proses demi proses walaupun itu melelahkan sekali tapi itulah proses katanya dalam kamu Indonesia “ Papua adalah dapurnya Indoensia “ rakyat Papua jangan buru-buru ingin merdeka siapkan SDM yang mapan dulu.

Wajah Pemeirntah Federal Ataukah Otorita

Setiap daerah yang dimekarkan guna mencari pendapatan dimana setiap orang dibukan untuk mencari Jabatan untuk korupsi uang dan menari-nari dalam alam kesenangan dengan habisakan dan lebih parahnya setiap dearah Suku-bangsa ingin memekarkan diri tana memiliki SDM yang mapan dan pengurasan kekayaan alam terjadi dan penghancuran kekayaan alam terjadi, manusianya mati karena penyakit, lapar, termarginal, setiap lini dikuasai sehingga suara merdeka dkuburkan dalam lingkaran kematian di samping itu yang lebih parah Papua sekarang dan kelak sudah dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM) .

kapan Papua Merdeka, ?

Tulisan ini sifatnay opini boleh dikritik bila ada kurang paham atau lebih paham ( Penulis adalah anak mahasiswa Fisip Uncen )

9.13.2009

Garuk waktu, Cungkil trauma

Oleh Kristian Madai

Hari terus berubah, tahun pun berganti ... banyak fenomena datang dan pergi dengan meninggalkan jejak sadis dengan segala teror dan horornya di dalam ingatan penderitaan orang asli Papua. Kenangan pahit yang tak terlupakan terus menghantui mereka, ketika berhadapan dengan realitas yang mengukirkan ratap tangis karena sanak saudara yang dibantai habis. Kenangan ini mengingatkan mereka pada pengalaman pahit di masa silam di mana tekanan militer membuat warga menjadi panik dan ketakutan. Mereka datang menculik, memerkosa, membunuh, dan menindas orang asli Papua sesuka hati.

”Ini benar terjadi anak” kata seorang kakek yang lagi berbaring di pinggiran perapian sambil menceritakan kisah penindasan militer di zamannya. Sambil membayangkan semua peristiwa ia bercerita ”orang Indonesia itu kami tidak pernah minta mereka datang, mereka sendiri yang datang. Mereka ambil tanah sembarang baru mereka bangun rumah. Saya heran mereka tidak merasa malu kalau tanah itu mereka curi. Sudah jadi pencuri tapi mereka belum puas. Mereka juga ingin bunuh orang. Kalian punya saudara-saudara itu banyak yang mereka bunuh. Saya heran !!! saya pun bertanya : ini manusia yang datang kah, setan yang datang ? kalau manusia pasti mengasihi sesama, tapi mereka tidak ada perasaan ... mungkin mereka binatang.” kakek itu terus bercerita sampai cucunya tertidur di atas pangkuannya. Ia lalu memperhatikan cucunya dan berkata ”anak kalian harus tahu sejarah. Semua yang terjadi sekarang ini bukan terjadi begitu saja. Semua yang terjadi sekarang juga bukan salah kami sebagai orang tua. Kami tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Anak saya akan selalu berdoa, agar kalian kelak bahagia. Semoga kalian semakin jeli dan bisa memahami fenomena dan realita yang terjadi di dalam ruang dan waktu. Kalian selalu ada di dalam tangisan dan doaku.” setelah itu ia membaringkan cucunya, lalu berjalan keluar rumah.

di halaman depan rumahnya, ia berjumpa dengan seorang sahabat lama. Mereka berdua duduk sambil menceritakan semua fenomena yang terjadi. ”Sobat” sapa temannya ”akhir-akhir ini saya dengar militer banyak di Freeport itu kenapa? Saya dengar juga ada penembakkan di sana. terus kamu sendiri sudah dengar kah tidak ?” tanya temannya. Lalu kakek Jimi mulai bercerita ”Saya juga gelisah kawan, ketika dengar berita ini. Saya sendiri susah tidur, saya masih ingat peristiwa yang dulu-dulu itu. Saya sendiri jadi bingung mengapa mereka selalu memanaskan situasi. Saya kasihan kita punya anak-anak dan saudara-saudara yang selalu hidup dalam dekapan trauma. Mereka tidak salah tapi mereka dituduh sebagai pelaku. Dan kalau sudah dituduh sebagai tersangka, itu artinya mereka harus berada di dalam bui selama 25 – 50 tahun. Saya sering berpikir kalau begitu separuh hidup kita tidak bebas. Lalu apa gunanya alam yang luas ini, sungai-sungai yang indah, laut yang begitu kaya, gunung-gunung yang menjulang tinggi, hutan tempat kita berburuh, dan semua yang Tuhan beri untuk kita? Kita seperti ayam yang mati di atas tumpukan beras. Mereka datang bodohi kami, juga membunuh kami satu per satu supaya semua itu mereka bisa kuasai. Mereka pintar menciptakan masalah, lalu menuduh kami sebagai dalangnya. Buktinya Freeport. Ini bukti sobat.”

Temannya hanya terdiam dengan pandangan matanya yang menerawang ke angkasa. Mereka berdua larut dalam keheningan. ”oh ... Tuhan !!” sahut temannya. Ia kemudian memegang pundak sahabatnya dan berkata ”kawan ....!!! ini kenyataan bukan mimpi. Ini bukan pelajaran di sekolan atau di kampus. Ini kenyataan sobat. Mereka di belahan dunia lain hidup enak. Mereka bisa menikmati kehidupan yang layak. Mereka bisa bersekolah sampai tinggi-tinggi, mempunyai pekerjaan yang layak, dan kesehatan yang baik. Lalu kita ini siapa ? apakah kita-kita ini bukan manusia, sehingga selalu diperlakukan kasar dan diberi stigma yang negatif ?” Kemudian kakek Jimi mulai berkomentar ”kawan ini bukan nasib. Ini bukan musibah yang Tuhan beri. Ini pekerjaannya iblis. Indonesia itu iblis. Kami tidak pernah merasa diri sebagai orang Indonesia. Mereka saja yang merasa begitu dan memaksa kami untuk menjadi Indonesia. Mereka memaksa kami karena kami mempunyai kekayaan alam yang subur dan kaya raya. Mereka dan negara-negara kapitalis lainnya hanya menginginkan kekayaan alam Papua, sedangkan manusianya tidak mereka perhatikan. Untuk Freeport mereka bekerja sama dengan 26 negara yang menanamkan sahamnya, dan di bantu 150 perusahaan pendukung dari luar negeri. Dulu ada 27 negara, tapi negara Norwegia tidak bergabung lagi. Dia keluar dengan mencabut sahamnya sebesar 260 Triliun rupiah. Bayangkan kawan uang sebesar itu ..!!” kawannya terheran-heran. Ia tidak percaya kalau ada negara lain dan perusahaan asing terlibat di dalamnya. ”sobat ....!!!” sahut temannya ”saya tidak percaya kalau freeport itu rupanya perusahaan besar ..!! dulu saya tidak tahu, tapi sekarang saya sedikit tahu.”

Kakek Jimi pun melanjutkan ceritanya ”benar sobat .... Freeport itu perusahaan besar. Akar masalah Papua adalah Freeport. Karena Freeport orang banyak jadi korban. Militer menjaga Freeport seperti anjing kapitalis. Mereka pintar mencari uang, dan mendehumanisasikan orang Papua. Cara mereka cari uang yaitu dengan buat kasus di Freeport, seperti yang terjadi sekarang ini. Mereka membunuh sesamanya termasuk orang bule, lalu menuduh orang Papua yang buat. Tujuan mereka yaitu agar orang Papua disalahkan dan dianggap sebagai pengacau keamanan. Untuk membuktikan itu mereka menangkap orang sembarang, lalu menuduhnya sebagai tersangka. Mereka pun berkerja sama dengan media massa untuk menyebarluaskan informasi. Jadi, Papua itu Militer punya tempat main-main. Indonesia senang mempermaikan Papua.”

Mereka terus bercerita mengenai Freeport. Tiba-tiba mereka terkejut mendengar teriakan suara ”kakek Jimi .... kakek Jimi .... lihat matahari sudah terbit !!!” cucunya berteriak sambil menunjuk sang Bintang Fajar yang sedang merekah di ufuk timur. Mereka bertiga berdiri sambil menikmati indahnya mentari pagi.

9.12.2009

Jangan Mati Bersama Musik Anda

Hanya ada satu kehidupan
bagi kita masing-masing
hidup kita sendiri —Euripides


Seorang musisi harus menciptakan musik, seorang seniman harus melukis, seorang penyair harus menulis, jika ia ingin merasa damai dengan dirinya sendiri. Apa yang seseorang bisa lakukan, harus ia lakukan. —Abraham Maslow



Saat ini Anda tinggal di dunia yang seluruh sistem serta elemennya digerakkan oleh satu dengan yang lainnya. Masing-masing bagian di dalam dunia ini tidak bisa hidup sendiri, semua saling bergantung satu dengan yang lainnya.

At top of that ada Daya yang sungguh luar biasa yang mengatur semuanya, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Dia menjalankan semua elemen itu dengan seimbang dan sangat sempurna.

Perlu Anda ketahui juga bahwa, Anda dan kita semua adalah bagian sistem yang bergerak itu. Anda merasa bahwa Anda adalah sistem yang paling penting dari seluruh yang ada di jagad raya ini. Sebetulnya tidak.

Anda muncul di dunia juga adalah bagian dari proses sistem yang sangat rumit itu. Tepat waktu, pada tempat yang sesuai dan dengan cara yang sudah ditentukan dengan benar oleh Dia Yang Maha Kuasa.So what? Saya ingin mengajak kepada Anda bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak pas. Mungkin Anda merasa bahwa pekerjaan, keluarga, isteri, anak dan suasana yang Anda jalani tidak pas menurut logis Anda. Tapi tidak kawan, semua itu sudah terdetailkan oleh sistem rumit itu. Dan tidak ada yang luput dari perhatiannya.

Semua yang dari awal hingga akhir nanti semuanya sudah didesain sedemikian rupa sehingga selaras dengan jalannya sistem detail yang lain.

Semua telah selaras, tepat dan sudah dapat dipastikan semuanya sesuai dengan hukum kemauan-Nya. Tinggal tugas Anda lah saat ini untuk memainkan peran Anda dengan optimal mungkin. Jangan sia-siakan peranan Anda itu.

Sehingga, menyesali apapun yang terjadi di Anda atau sekeliling Anda tidaklah ada artinya sama sekali.



3.11.2009

BAIT – BAIT PUISI

Melodi Cinta

Awal hari itu
Wajahmu begitu erat dibenahku
Gerakan jeramimu seperti memainkan
Melodi yang indah buatku

Aku….
Sangat terpesona
Saat kita bertemu di bangku SMA
Namun rinduku selalu mengebu
Untuk membiaskan isi hatiku

Kadangkala seruanku
Melewati rintangan dan godaan
Tak apalah isi hatiku
Bisa biaskan melalui gelombang suara

Setiap waktu aku berfikir
Setiap malam aku merenung
Akan arti cinta sejati yang engkau
Berikan padaku
Kaulah wanita sejatiku ( for You Mer.M )


Jeritan Hati

Malam semakin mencekam
Awan hitam enggang berderat
Seakan turut menangis
Betapa kelabunya nasib negeriku
Hanya sepotong doa terucap

Tuhan berikanlah kekuatan bagiku
Untuk tabah menghadapi cobaan ini
Penculikan, pembunuhan, korupsi, dan manipulasi
Seakan menjadi hal yang wajar di tanah kami
Hukumnya sebuah permainan biasa

Dimanaka keadilan yang kami dambahkan
Dunia segang menutupi mata telinga
Kemana ka mencari keadilan yang hakiki
Adakah orang yang murah hati
untuk mengerti hal ini
Namun semuanya khayalan belaka
Aku ingin bebas bersama ras Melanesia


1.16.2009

Keutuhan Diri Manusia Papua

Oleh : Kristianus Delgion Madai

Aku berdiam di tengah belantara
Aku tidak melarikan diri
Aku hanya tak suka ketika aku dilihat sebagai binatang
Aku tak mau manusia menentukan hidup – mati ku
Aku sungguh menghargai diriku
Aku tahu bahwa aku manusia yang mempunyai “jati diri”
Jati – Diriku terukir indah di atas tanah leluhurku
Harapanku :
Biarkanlah aku menjadi dan menentukan
Bahkan dengan kehendak bebas yang ada padaku
Biarkanlah aku menetapkan siapa diriku sendiri
_ Kristianus Delgion Madai_

Kehidupan manusia Papua menyatuh utuh dengan Tanah Leluhurnya. Di atas Tanah Leluhurnya ia dapat berpikir dengan tenang, dan merancang masa depannya untuk hidup. Di atas Tanah Leluhurnya ia bergerak. Gerak itu terus mengalir dan menghantarnya menemukan berbagai potensi yang terpendam di dasar budi dan nuraninya. Gerak itu membawa ia pada sebuah permenungan dan refleksi yang mendalam terhadap berbagai fenomena alam sekitar, sosial-kemasyarakatan, hubungan baik Roh Pelindungnya, dan juga terhadap keutuhan dirinya sendiri. Ia merasa aku sebagai bagian dari semesta Papua yang dihargai dan dilindungi bunda pertiwi yang terus membimbing dan memperkelkan aku tentang “dunia”. Di atas Tanah Leluhur inilah jati-diri manusia Papua itu terukir indah.

Di atas tanah leluhurnya ia semakin memahami dan menyadari totalitas hidup yang kesemuanya itu membentuk keutuhan jati dirinya. Hidup itu menjadi penuh karena keutuhan hidup itu dilihat secara luas dan mendalam terhadap realitas yang ada disekelilingnya. Realitas di sini nyata di dalam kehidupan alam, sesama, dan realasi intim manusia Papua dengan roh pelindungnya. Jadi, jati diri manusia Papua semakin nampak ketika ia menyadari dirinya di hadapan alam semesta, sesama, dan roh pelindungnya.

Alam merupakan jantung kehidupan manusia Papua. Manusia Papua berelasi dengan alam seperti berelasi dengan dirinya sendiri. Semua yang menjadi hidup pada dirinya bersumber dari alam. Alam menyediakan beribu-ribu tanda yang memampukan dia untuk merefleksikan tiap fenomena demi “kehidupan baik” yang menjadi idamannya. “Kehidupan Baik” merupakan suatu motivasi manusia Papua dalam memaknai hidup secara utuh dan penuh. Ia mencoba menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidupnya melalui kontak dengan alam. Untuk mencapai hidup baik itu, maka manusia harus bergerak. Mengapa harus bergerak? Karena yang tidak bergerak adalah mati. Jika mati maka, kata orang Kristen “biarkanlah orang mati menguburkan orang mati”. Terlepas dari pandangan Kristen, orang Papua menyadari bahwa hidup ini harus digerakkan. Gerak dari hidup itu nampak ketika manusia Papua berkontak dengan alamnya.

Apa itu kontak dengan alam? Kontak dengan alam yaitu menggabungkan seluruh keutuhan totalitas jiwa dalam sebuah relasi intim antara manusia dan alam. Dalam rutinitas kerja harian, manusia Papua menyatu dan masuk dalam kerja yang dilakukannya. Ia meresapi tiap kegiatannya secera penuh dan mendalam. Semua yang ada padanya diwujud-nyatakan melalu tindakan interaksi. Ia membutuhkan alam dengan segala potensi yang ada padanya, sebaliknya alam menyediakan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan manusia Papua. Relasi timbal balik ini ada begitu saja dan tak terbantahkan karena manusia Papua menyadari bahwa sesuatu yang menjadi kekurangannya akan diper-lengkapi oleh alam. Menyadari akan kekurangannya, manusia Papua mengagungkan alam sebagai MAMA yang memberi, MAMA yang memelihara, MAMA yang melindungi, dan MAMA yang ....seterusnya. Berbagai penghargaan diberikan kepada alam dalam bentuk ungkapan pujian sesuai dengan konteks pergumulannya. Manusia Papua menyadari bahwa ia lemah dan tidak mampu seorang diri menjalani kehidupan ini. Untuk itulah ia bergandengan bersama alam sebagai sumber dan mewujudkan seluruh impiannya.

Mengatakan Papua bagi manusia Papua sama dengan mengatakan diri manusia Papua, alam, sesama dan roh pelindungnya. mengapa? Karena ketiganya itu satu dan tak terpisahkan. Orang tidak bisa hanya mencintai alamnya saja dan membenci manusia Papua. Atau, mencoba membunuh manusia Papua dengan berbagai cara untuk menguasai alam Papua. Karena mengusai alam tanpa melibatkan manusia Papua sama dengan mengurangi harga diri dari Papua itu sendiri. Siapa itu manusia Papua? Manusia Papua adalah manusia yang mendiami bumi Papua yang seutuh darah dan jiwa menyatu dengan alam, ikatan dengan sesama berdasarkan aliran darah, dan yang menyatu dengan roh pelindungnya. Kesatuannya dengan alam kan dipertahankan meskipun ia berada di tanah perantauan atau dilahirkan di luar tanah leluhurnya. Ingatan akan tanah leluhurnya akan terus diulangi dan berkumandang di dalam sanubarinya. Ia kan semakin hidup ketika kembali (mengadakan perjalanan suci) ke tanah leluhurnya. Ketika kembali ke tanah leluhurnya ada beberapa ritus suci yang harus di lakukan. Hal ini penting agar ia bersatu dengan alam, sesama, dan roh pelindungnya. Tanah leluhur akan terus memanggilnya. Tanah leluhur akan terus merangkulnya untuk selalu dekat dan berada dalam belaian kasih sayangnya. Itulah sebabnya manusia Papua selalu memanggil tanah Leluhur sebagai MAMA yang memberi hidup dan harapan baru untuk menatap masa depan.